Hal yg prlu diketahui tentang Katalogisasi

Hal yang perlu diketahui tentang Katalogisasi


Dalam mempelajari sejarah peraturan pengataloan khususnya bentuk fisik katalog akan nampak bahwa ada sejumah faktor serta elemen yang disoroti sebagai bagian penting dalam peraturan. Pengembangan konsep katalogisasi berdasarkan dua faktor mendasar yaitu bentuk katalog dan sifat entitas (maujud, entity) bibliografi. Kedua konsep tersebut dikaji ulang serta berubah sepanjang sejarah katalogisasi modern. Adapun konsep tersebut ialah”

Hasil gambar untuk katalogisasi perpustakaan

(1) Katalog abjad. Katalog berkelas yang dominan pada abad 19 lambat laun mengalah pada katalog abjad, khususnya kepada katalog kamus yang populer pada abad 20. Perkembangan peraturan katalogisasidalam konteks Anglo-Amerika amat dipengaruihi oleh jenis katalog kamus.

(2) Tujuan dan fungsi katalog. Prisnpi perumusan peraturan katalogisasidikembangkan sesuai dengan tujuan dan fungsi katalog. Hal tersebut nampak pada peraturan pemilihan entri dalam peraturan katalogisasididasarkan atas tujuan dan fungsi katalog.

(3) Konsep sebuah karya (work). Konsep “karya” versus konsep “buku” berpengaruh besar terhadap konsep dan prinsip katalogisasideskriptif. Engan mengutamakan sebuah konsep, maka konsep  lain akan terpengariuh seperti konsep kepengarangan, pemilihan dan bentuk entri serta judul seragam. Adanya inkonsistensi dalam beberapa peraturan katalogisasi terjadi akibat kerancuan menyangkut konsep ‘karya” (work) dan “buku” (book).

(4) Konsep entri. Entri sebagau cantuman bibliografis sebuah butiran atau item sudah mendapat kedudukan tetap dalam praktik bibliografis. Jadi bagian utama peraturan katalogisasimembahas pembentukan entri, apa yang membentuk entri, pilihan entri dantitik akses (entri utama dan entri tambahan), dan bentuk entrio (tajuk). Hal tersebut menunjukkan bahwa tersedia lebih dari satu pendekatan dalam upaya menemukan sebuah karya.

Menyangkut konsep entri utama, masalah menentukan siapakah penanggung jawab utama sebuah karya merupakan salah satu tema penting dalam peraturan katalogisasi Anglo-Amerika. Dengan munculnya katalog dalam jaringan atau terpasang (online catalogue) maka peran entri utama mendapat tantangan karena menemukan sebuah karya dapat dilakukan tanpa entri utama namun ketidakhadiran entri utama justru menimbulkan masalah bagaimana mengisi fungsi penggantinya.

Jumlah akses dapat ditambah dengan membuat cantuman selengkap mungkin. Keberadaan entri utana, entri tambahan serta rujukan akan menambah akses terhadap sebuah karya.

Hasil gambar untuk katalogisasi perpustakaan

(5) Konsep kepengarangan. Konsep kepengarangan merupakan salah satu elemen pengatur paling penting dalam katalog dan bibliografi. Sebahagian besar peraturan katalogisasi membahas kepengarangan, kondisi dan masalahnya. Misalnya pada multimedia, menyangkut kepengarangan siapakah yang dianggap sebagai pengarang, originator atau produsennya. Dalam perkembangan peraturan, konsep kepengarangan diperluas dari pengarang atau penulis sampai mencakup editor, kompilator bunga rampai, artis, fotografer, kartografer dan komponis musuk. Selama dua dasawarsa terakhir, editor dan kompilator tidak mendapat status kepengarangan sebagaimana sebelumnya, artinya karya editor dan kompilator, tajuknya ditentukan pada judul.

Konsep kepengarangan (badan) korporasi merupakan tradisi Anglo-Amerika, tidak atau kurang dikenal di Eropa daratan. Ungguhpun demikian konsep kepengarangan korporasi dianut oleh Panizzi, Jewett, Cutter, AA (1908), ALA (1941), ALA (1949), ICCP (1961) dan AACR1 (1967). Pada AACR2 (1978) istilah kepengarangan korporasi (corporate authorship) diubah menjadi tanggung jawab korporasi (corporate responsibility).

Hasil gambar untuk katalogisasi perpustakaan

(6) Bentuk tajuk. Porsi utama peraturan katalogisasimembahas bentuk nama yang dipilih sebagai tajuk. Hal itu sudah dilakukan selama 150 tahun terakhir ini serbagai upaya mencapai keseragaman dfalam deskripsi bibliografis dan akses. Pada peraturan katalogisasimodern, disarankan bahwa hanya sebuah bentuk nama (yaitu tajuk seragam) digunakan untuk semua karya seorang pengarang. Judul seragam merupakan pendekatan lain dalam upaya membawa keseragaman menyangkut manifestasi berbagai karya.

(7) Prinsip standardisasi.  Tujuan utama peraturan katalogisasi modern  ialah mencapai standardisasi informasi bibliografis. Hal itu dilakukan melalui penggunaan sumber seragam yaitu halaman judul atau sumber utama informasi, standardisasi deskripsi bibliograis misalnya ISBD, peraturan seragam untuk berbagai jenis materi perpustakaan. Standardisasi berkembang dari keseragaman intern menjadi konteks internasional.

Hasil gambar untuk katalogisasi perpustakaan

(8) Bentuk katalog. Bentuk fisik katalog dinyatakan dalam peraturan katalogisasiatau berasal dari bentuk katalog yang dominan sewaktu peraturan katalogisasidibuat.

0 Response to "Hal yg prlu diketahui tentang Katalogisasi"

Post a Comment

Popular Posts