TUGAS BAHASA
INDONESIA
Nama
:
WAHIDIN FITRIANTO
Kelas :
XI TP 3
No :
26
1.
JUDUL
Sang Patriot – Sebuah Epos Kepahlawanan
2. PENGARANG
Irma Devita
3.
PENERBIT
Inti Dinamika Publishers
4.
TAHUN TERBIT
Februari
2014
5.
CETAKAN KE
1
6. JUMLAH HALAMAN
268 hlm
7.
RINGKASAN
Novel ini
berawal dari kisah
Hasan dan Amni,
dua orang tua
sederhana Soerdji. Mereka
adalah pribadi sederhana
yang tinggal dengan
penghasilan pas-pasan. Hasan
adalah seorang pedagang
keliling di pasar.
Soerdji lahir dengan
kharisma yang luar
biasa. Pancaran kecerdasan
dan jiwa kepemimpinan
terlihat semenjak masa
kecil. Pembawaannya yang
baik hati membuat
dirinya mudah bergaul
dan disenangi banyak
teman. Salah satu
keinginannya adalah bersekolah.
Ia sangat bersemangat
sekali bersekolah terutama
setelah diajari baca
tulis oleh kakaknya.
Soerdji tumbuh
menjadi pribadi yang
tampan. Sampai suatu
ketika ia dipertemukan
oleh Rukmini, seorang
anak seorang guru.
Mereka bertemu di
pasar dengan skema
yang tak terduga-duga.
Alhasil, Rukmini terpaku
pada pandangan pertama,
bukan hanya karena
ketampanannya tapi karena
lirikan nakalnya yang
terbilang tak biasa
untuk ukuran perempuan
seperti Rukmini, perempuan
yang tak pernah
dekat dengan laki-laki
sebelumnya. Nasib baik
menjodohkan mereka. Rukmini
bahagia bukan main
kepalang. Perjalanan rumah
tangga mereka sangat
harmonis. Soerdji sangat
romantis dan penyayang
terhadap istrinya itu.
Tak jarang ia
memuji kecantikan perempuan
ayu itu.
*****
Seorang jasad
terbujur kaku di
meja yang sengaja
diletakkan di pelataran
musholla. Terbaring dalam
hening. Tampak agung
walau tersungkur bergenang
darah mengering dari
luka menganga di
wajah yang bola
matanya raib tercabut
dari tempatnya.... Tubuh
berprawakan sedang namun
berisi itu menjadi
saksi bisu kekejaman
tangan-tangan yang pernah
mendera, penuh lubang
peluru dan cabikan
bayonet. Tulang kepala
berambut ikalnya retak,
terdera popor senapan.
Satu... dua... tiga...
jari-jari tangan sang
jasad tak lagi
lengkap, hilang sebagian.
Jari-jari itu biasanya
lincah memetik ukulele,
melantumkan nada merdu.
*****
Harga diri
adalah sesuatu yang
teramat berharga. Jauh
diatas segalanya. Apa guna
hidup enak tapi
tetap ditindas? Harta
dan jabatan tak
ada arti jika
kita semata-mata tidak
diakui. Hanya dijadikan
sapi perah yang
kemudian disedot susunya
kemudian dibunuh jika
tak bisa memberikan
apa-apa lagi. Bukankah
sebenarnya seluruh manusia
sejak lahir adalah
makhluk merdeka di
muka bumi?
8.
KELEMAHAN
Narasi dan
Dialog Tidak Seimbang
Mungkin hal
inilah yang menyebabkan
plot pada awal
cerita(bab-bab awal) terasa
tidak kuat. Kekuatan
emosi dari pembaca
yang seharusnya tergugah
akibat jalan cerita menjadi
tak keluar. Kesan
yang timbul, pembaca
merasa leleh karena
komposisi dialog yang
seharusnya membangkitkan nuansa perasaan sangatlah
kurang. Kombinasi narasi
dan dialog yang
seharusnya mampu mengaduk-aduk
baru terasa pada
bagian tengah.
Bahasa dan Footnote
Terlalu banyak
istilah dan penggunaan
bahasa diluar bahasa
Indonesia seperti bahasa
Jawa dan istilah-istilah pada
zaman penjajahan. Sayangnya
penulis luput untuk
menyertakan catatan kaki
untuk beberapa istilah-istilah maupun
bahasa yang tidak
dimengerti artinya.
Emosi yang Agak Kurang
Pada beberapa
bagian dari karakter-karakter tokoh
masih kurang dieksplorasi.
Hal itu terlihat
dari penggambaran ekspresi
sikap(pembuatan) dan wajah(mimik)
yang terlihat kurang.
Sebagai contoh perasaan
Rukmini yang kemudian
teringat dengan cita-citanya
dahulu ketika ia telah bersuami
Soerdji.
9.
KELEBIHAN
Cover
Dibalut dengan
warna merah jingga
yang lebih dominan
membuat Sang Patriot
terlihat eye catching.
Potret bagian belakang
seorang pejuang yang
sedang menatap bangunan
yang disekelilingnya tampak
hancur memperkuat nuansa
yang sengaja ditimbulkan
dari judul novel
sendiri. Untuk ukuran
soft cover, model
dan bentuk yang
digunakan dari sampul
novel ini tergolong
baik. Bentuk cover
yang sengaja dilipat
ke dalam memberikan
kesan yang nyaman
saat dipegang dan
dibaca.
Cara Belajar Sejarah
yang Unik
Kombinasi permainan
alur serta konflik
cerita yang diramu
oleh penulis membuat
siapa saja *ringan*
mencermati satu demi
satu kisah perjuangan
Letkol Mochamad Sroedji(masa
1942-1949) dalam mempertahankan tanah
air.
Alur Cerita
Novel dengan
tebal 268 halaman
ini menggunakan alur
cerita maju mundur.
Cerita yang dibawakan
dengan apik, meskipun
harus beberapa kali
mengulak masa lalu. Mulai
dari masa-masa Soerdji
bersekolah, membangun keluarga
dengan Rukmini, bergabung
di PETA, sampai
kehidupan di sekitarnya
dibawakan dengan rapi
dan runtut.
Konflik dan Setting
Pembaca dibuat
penasaran bahkan untuk
pertama. Hal itu
dikarenakan prolog yang
disajikan oleh Irma
Devita dapat dikatakan
sebuah *propaganda* terbilang
sukses.
10.
KESIMPULAN
Terlepas dari
segala kelebihan dan
kekurangan, kesederhanaan novel
ini membuat pembaca
dapat mendalami kisah
sejarah yang dituturkan. Tak hanya
sekedar menyaksikan rekaan
sejarah tapi jauh
memaknai setiap keputusan-keputusan masing
pejuang dalam mempertaruhkan nyawa
mereka. Irma Devita
terbilang berhasil menghadirkan
Sang Patriot kembali dalam
era yang terbilang
lupa akan nilai
nasionalisme akibat terlalu
tenggelam dalam liberalisme
dan egonisme. Sang Patriot
ialah sumbangan yang
berisi bagi masa
kini.
0 Response to "Resensi dari buku Sang Patriot-Sebuah Epos Kepahlawanan"
Post a Comment