STANDARISASI GAMBAR TEKNIK
Gambar
teknik mempunyai tujuan menjelaskan maksud pelaksanaan dalam kegiatan teknik
atau menuntun suatu kegiatan keteknikan pada umumnya. Karena itu mengandung
suatu petunjuk yang berfungsi penting dalam kegiatan penyelesaian keteknikan.
Untuk
melengkapi keterangan-keterangan pada gambar teknik supaya tidak terjadi salah
tafsir maka perlu adanya keterangan berupa huruf, angka serta lambang-lambang
teknik dalam susunan yang meyakinkan.
Ciri-ciri
huruf dan angka yang perlu diperhatikan pada menggambar teknik adalah :
Ø Jelas.
Ø Seragam.
Ø Dapat dibuat
microfilmnya atau cara lain reproduksi.
Ø Huruf dan angka gambar
teknik senantiasa menjadi cara untuk menunjukan maksud dan tujuan gambar teknik
yang bersangkutan dengan sejelas-jelasnya.
Ø Huruf dan angka gambar
teknik selain berfungsi seperti diatas, juga akan menjadi hiasan bagi gambar
teknik itu. Oleh sebab itu posisi gambar maupun huruf dan angka perlu diatur
sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dan mempunyai daya tarik.
Ø Pada dasarnya bentuk
huruf dan angka gambar teknik dapat digolongkan menjadi dua :
1.
Huruf
dan angka untuk gambar teknik bangunan.
2.
Huruf
dan angka untuk gambar teknik mesin dan listrik.
Ø Huruf dan angka
tersebut dapat dibuat tegak atau miring.
Contoh ukuran bentuk
huruf dan angka yang sudah dinormalisasikan.
2.
Standarisasi
Garis Gambar
Menggambar dengan
tinta cina atau komputer, lebar garis dapat diberikan sebelumnya, misalnya :
tinggi tulisan 5 m, lebar garis 0,5 mm. Pada penggambaran dengan pensil, lebar
garis diperkirakan dari penglihatan, sedangkan lebar atau tebal garis dengan
tinta atau CAD ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Lebar Garis Menurut Standar CAD
Dalam gambar teknik
dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing mempunyai arti dan
penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaannya harus sesuai dengan maksud
dan tujuan.
Jenis-jenis garis yang
dipergunakan dalam gambar elektro, ditentukan oleh gabungan bentuk dan tebal
garis. Tiap jenis dipergunakan menurut peraturan tertentu.
1. Garis Gambar : Untuk membuat batas dari bentuk suatu
benda dalam gambar
2. Garis Bayangan : Berupa garis putus-putus dengan ketebalan
garis 1/2 tebal garis biasa. Garis ini digunakan untuk membuat batas sesuatu
benda yang tidak tampak langsung oleh mata.
3. Garis Hati : Berupa garis “
strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis 1/2 garis biasa. Garis ini
misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu benda yang digambar.
4. Garis Ukuran : Berupa garis tipis dengan ketebalan
1/2 dari tebal garis biasa. Garis ini digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu
benda atau ruang. Garis ukuran terdiri dari garis petunjuk batas ukuran dan
garis petunjuk ukuran. Garis petunjuk batas ukuran dibuat terpisah dari garis
batas benda, dengan demikian maka tidak mengacaukan pembaca gambar. Sedang
garis petunjuk ukuran dibuat dengan ujung pangkalnya diberi anak tanda panah
tepat pada garis petunjuk batas ukuran.
5. Garis Potong : Garis ini berupa garis
“strip,titik,titik,strip” dengan ketebalan 1/2 tebal garis biasa. Semua gambar
teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan
garis potong ini.
Jenis garis menurut
tebalnya ada tiga macam, yaitu : garis tebal, garis sedang dan garis tipis.
Ketiga jenis tebal garis ini menurut standar ISO memiliki perbandingan 1:0,7;
1:0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya gambar, dan dipilih dari
deretan tebal berikut : 0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4; dan 2 mm. Karena
kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu, tebal 0,18
sebaiknya jangan dipakai. Pada umumnya tebal garis adalah 0,5 atau 0,7.
Jarak minimum antara
garis-garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar termasuk arsir, tidak
boleh kurang dari tiga kali (3a) tebal garis yang paling tebal dari gambar. Ruang
antara garis dianjurkan tidak kurang dari 0,7 mm.
Pada garis sejajar
yang berpotongan jaraknya dianjurkan paling sedikit empat kali tebal garis.
Bila beberapa garis
berpusat pada sebuah titik, garis-garisnya tidak digambar berpotongan pada
titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik dimana jarak antara garis kurang
lebih sama dengan tiga kali tebal garisnya.
Garis gores dan garis
bertitik yang berpotongan atau bertemu harus diperlihatkan dengan jelas titik
pertemuannya atau titik perpotongannya, seperti Gambar dibawah ini.
Panjang garis gores
dan jarak antara pada satu gambar harus sama. Panjang ruang antara harus cukup
pendek dan jangan terlalu panjang.
2.1.
Penggunaan Garis
Disamping penggunaan
gari-garis yang telah diuraikan diatas, dibawah ini merupakan contoh - contoh
penggunaan garis menurut standar ISO.
Macam
Garis dan Penggunaannya Menurut ISO
2.2.
Garis-garis yang berimpit
Bila dua garis atau
lebih yang berbeda-beda jenisnya berimpit, maka penggambarannya harus
dilaksanakan sesuai dengan prioritas berikut:
1)
Garis
gambar.
2)
Garis
tidak tampak.
3)
Garis
potong.
4)
Garis-garis
sumbu.
5)
Garis
bantu, garis ukur dan garis arsir.
3.
Skala
Gambar
Setiap jenis gambar
mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Kadangkala menggambar suatu gambar dalam
kertas gambar ukuran tertentu, tidak mungkin menggambar ke dalam ukuran
sebenarnya. Untuk ini ukuran gambar harus diperkecil jika bendanya besar, dan
harus diperbesar jika bendanya terlalu kecil.
Pengecilan atau
pembesaran gambar dilakukan dengan skala tertentu. Skala adalah perbandingan
ukuran linear pada gambar terhadap ukuran linear dari benda sebenarnya.
Ada tiga macam skala gambar, yaitu :
a) Skala pembesaran
Skala pembesaran
digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada benda sebenarnya. Jika
bendanya kecil dan rumit, maka harus menggunakan skala pembesaran.
Penunjukan untuk skala
pembesaran adalah : x : 1, sedangkan ukuran lengkap yang dianjurkan adalah : 50 : 1 ; 20 : 1 ; 10 : 1 ; 5 : 1 ; 2 : 1
b) Skala penuh
Skala penuh digunakan
bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan benda sebenarnya. Skala ini
dianjurkan untuk sedapat mungkin digunakan, supaya dapat membayangkan benda
yang sebenarnya, atau untuk memudahkan pemeriksaan.
Penunjukkan skala penuh
adalah 1 : 1.
c)
Skala
pengecilan
Skala pengecilan
digunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil daripada gambar yang
sebenarnya, sedangkan penunjukkannya adalah 1 : x.
Berikut
ini daftar penunjukkan skala pengecilan yang dianjurkan :
1
: 2 ; 1: 5 ; 1 : 10
1
: 20 ; 1: 50 ; 1 : 100
1
: 200 ; 1: 500 ; 1 : 1000
1
: 2000 ; 1: 5000 ; 1 : 10000
Bila dibuat pada skala
besar, pada saat gambar diperkecil dianjurkan untuk mengacu ke format DIN
(Deutsche Industrie Norma/norma industri Jerman) sehingga detail-detail akan
tampak jelas.
Tingkat
pengecilan
Pada penggunaan format
DIN, tingkat pengecilan ke format DIN berikutnya dengan foto kopi ialah 70,7%,
misalnya dari DIN A3 menjadi DIN A4.
Tingkat pembesaran
Untuk pembesaran dari
format DIN ke format DIN yang berikutnya yang lebih besar, digunakan tingkat
pembesaran 141,4%, misalnya dari DIN A4 menjadi DIN A3. Pengecilan maupun
pembesaran ini diatur secara otomatis pada mesin fotokopi.
Lebar garis
Lebar garis dapat
dipilih, sehingga pada pengecilan atau pembesaran, lebar garis normal yang
diinginkan dapat muncul.
Tinggi tulisan
Tinggi tulisan juga
dapat ditulis sedemikan rupa, sehingga bila dikecilkan atau dibesarkan dapat
disesuaikan dengan yang kita inginkan.
0 Response to "Standarisasi Gambar Teknik"
Post a Comment