Katalogisasi Deskriptif
Katalogisasi berasal dari kata katalog, yang berarti proses pembuatan katalog. Sedangkan katalog adalah daftar materi perpustakaan yang dimiliki sebuah
perpustakaan. Jadi dari katalog pengguna dapat mengetahui buku atau majalah
atau materi lainnya yang dimiliki sebuah perpustakaan. Secara lebih rinci pengertian katalogisasi
sebagaimana dijelaskan dalam ODLIS berikut ini.
“The process of creating entries for a catalog. In
libraries, this usually includes bibliographic description, subject analysis,
assignment of classification notation, and all the activities involved in
physically preparing the item for the shelf, tasks usually performed under the
supervision of a librarian trained as a cataloger. British spelling is
cataloguing. See also: cataloging agency, cataloging-in-publication,
centralized cataloging, collective cataloging, cooperative cataloging, copy
cataloging, descriptive cataloging, encoding level, and recataloging”[1]
Sasaran pokok dalam katalogisasi
deskriptif adalah penentuan entri utama, entri tambahan, dan deskripsi bibliografi
dari suatu bahan perpustakaan, kemudian hasilnya dicantumkan dalam entri
katalog. Pedoman yang paling populer untuk melakukan katalogisasi deskriptif,
yaitu AACR2R (Anglo-American Cataloging Rules, Second Edition, 1988 revision) dan ISBD (International
Standard Book Description).
Tujuan katalogisasi deskriptif,
yaitu sebagai berikut.
a.
Mengenali suatu bahan perpustakaan pada perpustakaan yang
dapat memberikan informasi kepada pengguna untuk dapat membedakannya dengan bahan
perpustakaan yang lain.
b. Memberikan karakteristik pada suatu bahan perpustakaan
sehingga dapat membantu pengguna dalam memilih dan menentukan bahan
perpustakaan yang diperlukan.
c.
Menentukan kata utama (main word), baik pengarang
perseorangan maupun badan korporasi yang akan dijadikan sebagai dasar
penelusuran.
d.
Menempatkan entri pada tajuk-tajuk yang paling
menguntungkan pengguna perpustakaan.
Berdasarkan tujuan tersebut, fungsi
katalog dapat dirinci sebagai berikut.
a.
Mencatat karya seseorang pada tajuk yang sama. Misalnya ada
satu orang pengarang menggunakan nama yang berbeda, maka tajuk yang digunakan dapat ditentukan
pada satu nama yang dipilih. Contoh : HAMKA dan Haji Abdul Malik Karim
Amrullah, bisa digunakan nama HAMKA sebagai tajuk. Sedangkan nama Haji Abdul
Malik Karim Amrullah tidak digunakan sebagai tajuk, tetapi diberi acuan lihat
ke nama HAMKA.
b.
Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya
seseorang berada pada tajuk yang sama.
c.
Mencatat semua judul bahan perpustakaan yang dimiliki suatu
perpustakaan.
d.
Membuat penunjukan dari entri yang tidak dipergunakan
sebagai tajuk kepada entri yang digunakan sebagai tajuk.
e.
Menunjukkan rujukan silang (cross reference) dari
beberapa istilah atau nama-nama yang sama yang digunakan sebagai tajuk.
f.
Memberikan petunjuk letak/lokasi bahan perpustakaan yang
disusun pada perpustakaan.
g.
Memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu
perpustakaan sehingga pengguna mendapat informasi yang lengkap tentang karya
itu[2].
[1] [1]
Joan M. Reizt, Online
Dictionary of Library and Information Science (ODLIS.pdf, 2002), hl. 117. Tersedia pada www.vlado.fmf.uni-lj/pub/networks/data/dic/odlis/odlis.pdf,
diakses pada 30 Januari 2008 pukul 15.00 WIB
[2] Syihabuddin Qalyubi,
dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta : Jurusan
Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 2003)
0 Response to "Katalogisasi Deskriptif"
Post a Comment