Penentuan
Kata Utama
Nama tunggal ialah nama yang terdiri atas satu
nama saja. Nama tunggal
ini banyak terdapat di
Indonesia. Maka itu,
dijumpai banyak pengarang bernama tunggal yang sama. Untuk membedakan dua pengarang
yang namanya sama, perlu dicari dan ditambahkan unsur pembeda. Mula‑mula
disebutkan tahun kelahiran dan/atau
tahun kematian; bila ini tidak dapat diperoleh, dicari gelar atau unsur
lainnya. Unsur pembeda ini dapat digunakan juga untuk membedakan dua pengarang yang namanya sama
dan terdiri atas dua bagian atau lebih.
Kebiasaan memakai
nama tunggal ini tidak terdapat
di Barat, karena di sana orang
memiliki nama keluarga dan nama diri.
Hanya dalam beberapa hal saja terdapat nama seseorang yang terdiri atas
nama diri tunggal atau ganda seperti pada nama raja,
pemimpin agama dan orang kudus.
Dalam membentuk
tajuk perorangan, bagian tajuk yang menjadi
kata utama dipisahkan dengan tanda koma dari bagian
nama lainnya. Demikian pula
pembentukan tajuk nama Cina. Dalam hal
ini kata utama ialah nama
keluarga yang merupakan bagian pertama daripada
nama.
Bagi tajuk
perorangan yang disertai
gelar yang menunjukkan kekuasaan atas sesuatu wilayah
atau gelar keturunan, bagian tajuk yang
menjadi kata utama, dipisahkan dengan
tanda koma dari sebutan yang menunjukkan kekuasaan.
Contoh:
Hamengkubuwono
X, Sultan Yogyakarta
Gelar kekuasaan ditambahkan pada
tajuk perorangan
Surjaningrat,
Suwardi, Raden Mas
1. Nama Indonesia
1.1. Umum
Bagi pengarang
yang menggunakan lebih dari satu bagian nama dalam karyanya, maka
kata utama ditentukan pada
bagian nama yang terakhir
diikuti dengan bagian‑bagian nama
lainnya. Penunjukan seperlunya
dibuatkan dari bagian nama yang paling dikenal.
Contoh : Sutono, Urip
x Urip Sutono
Sutanaya, I Made
Saragih, Janna
1.2. Perkecualian
(a) Nama dengan unsur nama di, el,
nan dan sebagainya.
Bagi pengarang yang memiliki nama yang mengandung
unsur seperti di, el,
nan dan sebagainya, maka bagian nama
yang dihubungkan oleh kata‑kata
ini dianggap sebagai satu kesatuan nama.
Contoh: Atma‑di Redja
Usman el Muhammady, Muhammad,Tengku
(b) Nama yang kadang‑kadang ditulis
terpisah dan kadang‑kadang disatukan
Bagi pengarang yang menulis namanya kadang‑kadang terpisah
dan kadang‑kadang menjadi satu, maka tajuk ditentukan pada nama yang disatukan. Penunjukan dibuatkan dari bagian nama yang
terpisah apabila ini merupakan bagian terakhir nama tersebut.
Contoh: Kusumaatmadja
x Atmadja, Kusuma
(c) Nama yang berakhir dengan
inisial atau singkatan
Bagi pengarang yang bagian terakhir
namanya terdiri atas inisial atau singkatan
yang kepanjangannya tidak
diketahui setelah menggunakan
sumber acuan, maka kata utama ditentukan pada
bagian pertama daripada nama dengan tidak mengubah urutannya.
Contoh Marga T.
(d) Nama yang memuat gelar tradisi
Bagi pengarang
yang menggunakan nama diri yang
disertai gelar tradisi, maka kata
utama ditentukan pada bagian nama sesudah kata gelar Daeng, Datuk, Sutan dan
sebagainya.
Penunjukan
dibuatkan dari bagian petama nama diri dan bagian nama terakhir, bila terdapat
lebih dari satu nama sesudah nama gelar.
Contoh: Radjo Endah, Sjamsuddin
Sutan
x Endah, Sjamsuddin Sutan Radjo
x Sjamsuddin Sutan Radjo Endah
Palindih,
Rustam Sutan
x
Rustam Sutan Palindih
2. Nama Malaysia dan Singapura
Peraturan
berikut ini berlaku bagi nama‑nama Melayu yang
berasal dari Malaysia dan Singapura. Peraturan ini tidak berlaku
bagi pengarang yang berasal dari
Brunei karena untuk mereka berlaku ketentuan tersendiri.
2.1. Umum
(a)
Bagi pengarang yang menggunakan lebih dari satu bagian nama dalam karyanya, maka kata utama
ditentukan pada bagian nama yang
pertama. Penunjukan dibuatkan
seperlunya dari bagian
nama lainnya.
Contoh : A. Samad Said
x Said, A. Samad
Shahnon, Ahmad
x Ahmad, Shahnon
(b)
Bagi pengarang yang
dalam karya‑karyanya kadang‑kadang menggunakan nama yang memuat
kata seperti bin, binti, ibn, ibni dan kadang‑kadang tidak,
maka nama yang tidak memuat kata‑ kata
ini menjadi tajuk.
Contoh : Indahsah binti Haji
Shideek
Ali bin Yahya
Ali bin Ahmad
x
Ahmad, Ali bin
Ali bin Ahmad bin Hussein
x
Hussein, Ali bin Ahmad bin
2.2. Perkecualian
(a)
bagi pengarang yang memuat nama keluarga, maka
kata utama ditentukan pada
nama keluarga, diikutu
dengan bagian nama lainnya.
Contoh :Merican, Faridah
x Faridah Merican
(b)
Nama yang bagian
pertamanya terdiri atas
inisial atau singkatan yang kepanjangannya
tidak diketahui setelah menggunakan sumber
acuan, maka kata utama ditentukan pada bagian nama
yang lengkap sesudah inisial atau singkatan, diikuti dengan koma serta
bagian nama lainnya.
2.3. Gelar
(a)
Bagi nama Melayu yang selain bergelar
diri juga selalu menyebutkan gelar
ayah, gelar nenek
atau gelar tingkat kekerabatan yang
lebih tinggi, maka gelar
tersebut dinyatakan pada tajuk
diikuti gelar diri pengarang.
Contoh : Hamzah Sendut,Tan Sri
Datuk
x Tan Sri Datuk Hamzah
Sendut
x Sendut, Tan Sri Datuk Hamzah
(b)
Bagi nama raja Melayu, tajuk ditentukan
pada nama yang lengkap yang memuat gelar ayahnya.
Contoh: Ja'afar ibni Tuanku Abdul
RachmanTuanku, Yang Di Pertuan Besar Negri
Sembilan
3. Nama lain
3.1. Umum
Bagi nama
yang lain, kata utama ditentukan pada
nama keluarga diikuti bagian nama
lainnya.
Contoh : Bernhardt, Sarah
Fitzgerald, Ella
Lim, Glory
3.2. Perkecualian
Bila pengarang
tidak memiliki nama keluarga,
maka kata utama ditentukan pada
bagian pertama dari
nama tanpa membalikkan urutannya.
Contoh : Ram Gopal
3.3. Nama keluarga majemuk
(a)
Bagi pengarang yang menggunakan nama keluarga majemuk, baik memakai
tanda hubung maupun tidak. Kata
utama ditentukan pada bagian
pertama nama keluarga. Penunjukan dibuatkan dari
bagian terakhir nama keluarga. Bila ada keraguan, kata utama ditentukan pada bagian terakhir nama
keluarga.
Contoh: Lloyd George, David
Sulistyo-Basuki, L.
Abshar-Abdalla, Ulil
(b) Bagi pengarang wanita yang
menggunakan nama keluarga suaminya dan
nama keluarganya sendiri dengan diberi
tanda hubung di antaranya, kata utama ditentukan pada nama
keluarga suaminya.
Peraturan ini berlaku juga bagi pengarang wanita
Indonesia yang bagian terakhir namanya
terdiri dari nama suami dan nama ayahnya
yang digabungkan dengan tanda hubung.
Contoh: Kalangie‑Pandey, A.A.M.
Chaput‑Rolland, Solange
4. Nama keluarga yang berawalan kata depan, kata
sandang dan perpaduannya
4.1. Nama Belanda dan Vlaanderen
(a)
Bagi pengarang Belanda dan Vlaanderen yang nama keluarganya didahului awalan, kata utama
ditentukan pada nama sesudah awalan itu.
Contoh : Braak, J. van der
Brink, Jan ten
Hertog, Ary den
Hoff, Jacobus Henricus van't
(b)
Perkecualian pada nama keluarga
berawalan Ver, kata utama ditentukan pada awalan itu.
Contoh : Ver Boven, daisy
4.2. Nama Italia
(a) Bagi pengarang Italia yang nama
keluarganya didahului awalan, kata utama ditentukan pada awalan itu.
Contoh ; A Prato, Giovanni
D'Arienzo, Nicola
Da Ponte, Lorenzo
De Amicis, Pietro Maria
Del Lungo, Isidoro
Della Volpala, Enfrosino
Di Costanzo, Angelo
(b) Perkecualian bila nama keluarga
berawalan de, de', degli, dei dan de li,
maka kata utama ditentukan pada bagian
nama sesudah awalan itu.
Contoh : Alberti, Antonio degli
Anghiera, Pietro Martire d'
Medici, Lorenzo de'
4.3. Nama Jerman
(a)
Bagi pengarang Jerman yang nama keluarganya didahului
kata sandang atau gabungan kata depan dengan kata sandang, kata utama ditentukan pada kata sandang atau
gabungan kata depan dengan kata sandang.
Contoh :Am Thym, August
Aus'm Weerth, Ernst
Vom Ende, Erich
Zum Busch,
Josef Paul
Zur Linde, Otto
(b)
Bagi pengarang Jerman yang nama keluarganya didahului
kata sandang atau gabungan kata depan dengan kata sandang, kata utama ditentukan pada bagian nama sesudah
awalan.
Contoh : Goethe, Johann Wolfgang
von
Muhl, Peter von der
Urff, Georg Ludwig von und zu
4.4. Nama Perancis
(a) bagi pengarang Perancis yang
nama keluarganya didahului kata sandang
atau perpaduan kata sandang dengan kata depan, kata utama ditentukan pada
awalan itu.
Contoh :Le Rouge, Gustave
La Bruyere, Rene
Du Merli, Edelestand Pontas
Des Granges,
Charles‑Marc
(b) Bagi pengarang Perancis yang
nama keluarganya didahului kata
depan atau kata
depan yang diikuti kata
sandang, kata utama ditentukan pada bagian nama sesudah
kata sandang.
Contoh : Augigne, Theodore Agrippa
d'
Musset, Alfred de
La Fontaine, Jean de
4.5. Nama Portugis
Bagi pengarang Portugis yang nama keluarganya
didahului awalan, kata utama ditentukan
pada bagian nama sesudah awalan.
Contoh : Fonseca, Martinho Augusto
da
Santos, Joao
Adolpho dos
4.6. Nama Spanyol
(a)
Bagi pengarang Spanyol
yang nama keluarganya
didahului awalan, kata utama ditentukan pada bagian nama sesudah awalan.
Contoh : Las Heras, Manuel Antonio
(b) Perkecualian bila awalan berupa
kata sandang, maka kata utama ditentukan pada awalan itu.
Contoh: Figueroa, Francisco de
Casas, Bartolome de las
Rio, Antonio del
4.7. Nama lain yang berawalan
Bagi pengarang Afrika Selatan, Amerika Serikat dan
Inggris yang menggunakan nama keluarga Belanda, Vlaanderen, Italia,
Jerman, Perancis, Portugis atau
Spanyol yang berawalan,
kata utama ditentukan pada awalan
itu.
Contoh : Van der Kroef, Justus
Maria
Von Wielligh, Gideon Retief
4.8. Bentuk awalan lain
Bagi pengarang yang menggunakan
awalan lain seperti A', Fitz, Mc, Mac, N', O', St dan sebagainya, kata utama
ditentukan pada awalan itu
Contoh : A'Beckett, Gilbert Abbott
FitzGerald, David
MacDonald,
William
0 Response to "Penentuan Kata Utama dalam Katalogisasi"
Post a Comment