Langkah Dalam Membuat Katalog
Langkah pertama dalam mengatalog setiap maujud adalah memutuskan apakah
butiran tersebut untuk menentukan
pertauran yang paling sesuai untuk butiran yang akan dikatalog. Pnentuan
apa yang dikatalog didasarkan pada bentuk deskripsi materi yang akan diktalaog.
Pertanyaan yang diajukan oiialah:”Apakah butiran ini terdiri dari satu bagian atau lebih?” Bila hanya terdiri
dari satu bagian saja, maka tugas berikutnya ialah menentukan butiran tersebut
masuk kelompok mana.
Adapun kategori
butiran yang digunakan pada AACR2-98 ia;ah sebagai berikut:
Bab 2 : Buku,
pamflet dan lembaran tercetak
Bab 3 : Materi
kartografik (pta, globeldll)
Bab 4 : Manuskrip
(termasuk naskah ketik)
Bab 5 : Musik
Bab 6 : rekaman
suara
Bab 7 : gambar
hidup dan rekaman video
Bab 8 : Materi
grafik (termasuk semua jenis citra visual)
Bab 9 : Sumber
elektronik
Bab 10 : Artefak
tiga dimensi dan realia (termasuk permainan (toy),
dolanan(games) dan
permianan mencari objek atau “Found” objects)
Bab 11 : Bentuk
mikro
Bab 12 : Publikasi
berlanjut (continuing publications)
dahulu disebut terbitan
berseri atau serial
AACR2 rev 1998 memuat ISBD
pada bagian kedua.
Deskripsi bibliografis
(katalogisasi) untuk buku, pamflet dan
lembaran tercetak.
Dari
sebuah deskripsi bibliografis untuk buku akan dihasilkan sebuah katalog. Perhatikan halaman judul
buku ini. Dari halaman judul,
pustakawan membuat kartu katalog.
Pada gambar di
atas, pembaca akan melihat berbagai bagian seperti pengarang, judul, keterangan
penerbit, keterangan isi dan ISBN (International standard Book Number). Timbul pertanyaan mengapa
nama Stan Le Roy Wilson pada kartu katalog ditulis menjadi Wilson,
Stan Le Roy Wilson.
Hal itu dibahas dalam penentuan tajuk entri utama.
Menurut AACR 2
rev, bagian deskripsi untuk buku terbagi atas daerah sebagai berikut:
- Daerah judul dan
pernyataan tanggung jawab.
- Daerah edisi
- Daerah rincian
spesifik materi perpustakaan atau bahan pustaka
- Daerah publikasi,
distribusi; dahulu disebut
impresum.
- Daerah keterangan
fisik, dahulu disebut kolasi.
- Daerah keterangan seri
- Daerah catatan
- Daerah nomor standar
dan ketersediaan materi perpustakaan.
Adapun
rincian dari masing-masing daerah dan tanda-tanda yang digunakannya adalah
sebagai berikut:[1]
Unsur yang berurutan dalam satu daerah, yang diperoleh dari
luar sumber primer, dapat dicantumkan dalam satu pasang kurung siku atau dapat
juga masing-masing dalam pasangan kurung siku yang terpisah.
Unsur daerah 1, 2, 4, dan 5, biasanya disalin seperti yang
tercantum dalam terbitan itu. Sisipan dalam daerah tersebut ditambahkan dalam
bahasa terbitan itu. Istilah dan informasi yang ditambahkan dalam daerah 4, 6,
dan 7 dicatat dalam bahasa Indonesia, kecuali istilah ISBN dan ISSN.
Umumnya huruf pertama dalam setiap daerah menggunakan huruf
besar. Misalnya huruf pertama dari judul, tempat terbit, judul seri edisi atau
catatan. Di samping itu juga kata yang merupakan nama baik nama orang, nama
kelompok, nama kota, wilayah, atau nama negara.
[1] Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia,
1993), hlm. 336-337
[2] Lois Mai Chan, Cataloging and Classification : an Introduction
(New York : McGraw-Hill, 1994), hlm.
51-52
[3] Anglo-American cataloguing rules/ prepared under the
direction of the Joint Steering Committee for Revision of AACR 2, a committee of the American Librray
Association… [et al]. –2nd ed, 2002
revision. Ottawa: Canadian Library
Association; London: Chartered Institute of Library and Information
Profesisonals; Chicago: American Library Association, 2002.
0 Response to "Langkah dalam Membuat Katalog"
Post a Comment