Katalogisasi sebagai bagian Terpenting dari Perpustakaan


Perpustakaan

Perpustakaan sebagai suatu lembaga pelayanan informasi (information service), salah satu fungsinya adalah bertindak sebagai antar muka (interface) antara dua dunia, yaitu masyarakat sebagai kelompok pengguna perpustakaan dan dunia sumber-sumber informasi, baik dalam bentuk tercetak maupun dalam bentuk lain. Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap bahan perpustakaan atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan harus disediakan baginya, sedapat mungkin pada saat ia memerlukannya.

Hasil gambar untuk perpustakaan uin

Di samping itu perpustakaan harus dapat mengarahkan para anggota kelompok pengguna ke bahan perpustakaan atau data yang dibutuhkan untuk membantu mereka dalam rangka pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau kelancaran studi yang sedang mereka tempuh.

Oleh karena itu perpustakaan mestinya mampu menjamin bahwa setiap bahan perpustakaan dari khazanah literatur yang ada, atau data apapun yang terkandung dalam suatu bahan perpustakaan, harus dapat diakses oleh semua anggota kelompok yang memerlukannya. Implikasinya ialah bahwa setiap sumber informasi berupa bahan perpustakaan harus tersedia, meskipun tidak semuanya harus ada dalam perpustakaan bersangkutan. 

Karena tidak ada satu perpustakaan pun dapat mempunyai bahan perpustakaan yang pernah diterbitkan, maka penting sekali bahwa bahan perpustakaan yang diadakan oleh suatu perpustakaan benar-benar bahan perpustakaan yang paling potensial bermanfaat bagi penggunanya.

Setelah bahan perpustakaan diadakan oleh suatu perpustakaan baik melalui pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar atau dengan cara lainnya, bahan perpustakaan tersebut perlu ditata dan diawasi (organized and controlled) agar dapat diidentifikasi dan ditemukan kembali pada saat pengguna membutuhkannya. Kegiatan organisasi dan pengawasan ini lazimnya dinamakan dengan pengolahan bahan perpustakaan (processing of library materials), yang termasuk dalam kegiatan pelayanan teknis (technical services) di perpustakaan.

Hasil gambar untuk katalogisasi

Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam pelbagai bentuk koleksi baik yang tercetak maupun non cetak serta pengaturannya sedemikian rupa sehingga informasi yang diperlukan dapat ditemukan kembali oleh pengguna perpustakaan dengan cepat dan tepat.

Katalogisasi

Salah satu kegiatan pokok dalam pengelolaan perpustakaan adalah katalogisasi (cataloging), yaitu proses pengolahan data-data bibliografi yang terdapat dalam bahan-bahan perpustakaan untuk menjadi katalog.[1] 

Ada dua macam kegiatan dalam pembuatan katalog, yaitu katalogisasi deskriptif (descriptive cataloging) dan katalogisasi subjek (subject cataloging). Katalogisasi deskriptif merupakan salah satu tahap proses katalogisasi yang mendeskripsikan bahan pustaka secara fisik dan menentukan titik temu pendekatan (access point). 

Hasil gambar untuk katalogisasi

Adapun katalogisasi subjek merupakan tahap proses katalogisasi lain, yang dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu penandaan tajuk subjek suatu bahan pustaka secara verbal dan penentuan nomor klasifikasi bahan pustaka secara nonverbal.

Dengan adanya katalog, diharapkan para pengguna perpustakaan dapat mengetahui gambaran singkat tentang bahan perpustakaan yang diproses dan disajikan, baik mengenai aspek bibliografis, isi yang terkandung di dalamnya, lokasi atau tempat penyimpanannya di perpustakaan, maupun keterangan lain yang dianggap penting. Dengan demikian, katalog perpustakaan berfungsi membantu para pengguna perpustakaan dalam melakukan temu kembali informasi di perpustakaan, dan inilah yang menjadi tujuan utama dibuatnya katalog perpustakaan.[2]

Secara lebih terperinci, Charles Ammi Cutter menjelaskan bahwa tujuan atau fungsi katalog perpustakaan adalah (1) memungkinkan seseorang menemukan sebuah dokumen yang diketahui berdasarkan pengarangnya, judulnya, atau subjeknya, (2) menunjukkan dokumen yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu, atau dalam jenis literatur tertentu, dan (3) membantu dalam pemilihan dokumen berdasarkan edisinya, atau berdasarkan karakternya[3]

Hasil gambar untuk katalogisasi

Memperhatikan rumusan tentang tujuan di atas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa katalog perpustakaan merupakan sarana yang sangat penting bagi suatu perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada segenap pengguna perpustakaan. Itulah sebabnya, meskipun masih sangat sederhana, perpustakaan-perpustakaan pada beberapa abad yang lampau telah menyediakan katalog perpustakaan. 

Tidak terkecuali, Perpustakaan Bayt al-Hikmah di Baghdad (sekitar abad 10 M) telah mempunyai katalog yang berisi daftar judul-judul buku yang dimiliki perpustakaan, yang kemudian katalog tersebut disusun dan ditempelkannya dengan rapi pada dinding-dinding rak yang menunjukkan isi rak tersebut.[4]

Sebagai sarana yang penting dalam penelusuran informasi, maka katalog perpustakaan harus dibuat dengan cermat dan teliti agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pengguna perpustakaan. Proses yang dilakukan dalam membuat katalog dinamakan dengan katalogisasi (cataloguing). Hal ini seperti yang dijelaskan dalam ODLIS berikut ini :
“the process of creating entries for a catalog. In libraries, this usually includes bibliographic description, subject analysis, assignment of classification notation, and all the activities involved in physically preparing the item for the shelf, tasks usually performed under the supervision of a librarian trained as a cataloger. British spelling is cataloguing. See also: cataloging agency, cataloging-in-publication, centralized cataloging, collective cataloging, cooperative cataloging, copy cataloging, descriptive cataloging, encoding level, and recataloging”.[5]


Hasil gambar untuk katalogisasi

Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem dan aturan dalam katalogisasi agar dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pustakawan atau staf perpustakaan secara tepat guna, taat azas, dan seragam.


[1] Marty Bloomberg and G. Edward Evans, Introduction to Technical Services For Library Technicians, ( Littleton, Colorado : Libraries Unlimited, 1985) hlm. 142
[2] Bohdan S. Waynar, Introduction to Cataloging and Classification, (Colorado : Libraries Unlimited, 1967), hlm. 4
[3] Tujuan katalog perpustakaan ini dikemukakan oleh Charles Ammi Cutter pada tahun 1876 yang termuat dalam Rules For A Dictionary Catalog.  Meskipun telah disusun hampir 132 tahun yang lampau, namun rumusan tujuan ini masih applicable hingga saat ini. Bahkan hampir di setiap pembahasan tentang katalog perpustakaan, rumusan Cutter ini selalu menjadi rujukan, termasuk dalam buku ini. Selengkapnya lihat Marty Bloomberg and G. Edward Evans… hlm. 145
[4] Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21 : Menjangkau Informasi (Jakarta : Mizan, 1996), hlm. 49. Lihat juga M. Kailani Eryono, Katalogisasi Buku Bahasa Arab, (Jakarta : Pusat Perpustakaan Islam Indonesia, 1991), hlm. 1
[5] Joan M. Reizt, Online Dictionary of Library and Information Science (ODLIS.pdf, 2002), hl. 117. Tersedia pada www.vlado.fmf.uni-lj/pub/networks/data/dic/odlis/odlis.pdf, diakses pada 30 Januari 2008 pukul 14.55 WIB


0 Response to "Katalogisasi sebagai bagian Terpenting dari Perpustakaan"

Post a Comment

Popular Posts