Pengertian Hadist & Istilah-Istilah Hadist

PENGERTIAN HADITS

Hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan (taqrir), sifat (sifat tubuh [mancung,ikal], maupun sifat hati [akhlaq]), keadaan dan himmahnya sebelum atau sesudah diangkat menjadi Nabi.
Taqrir : perbuatan atau keadaan sahabat yang diketahui Rosululloh dan beliau mendiamkannya atau mengisyaratkan sesuatu yang menunjukkan perkenannya (boleh) atau beliau tidak menunjukkan pengingkarannya (tidak boleh).
Himmah : hasrat beliau yang belum terealisir, Rosululloh tidak sempat merealisasikannya disebabkan beliau telah wafat.


Nama lain dari Hadits

Hadits menurut bahasa الجديد  yaitu sesuatu yang baru. Menurut ahli hadits, hadits : segala perkataan, perbuatan, dan hal ihwal lainnya.

Sunnah (سنن atau  سنة) : kata arab yang berarti kebiasaan atau biasa dilakukan. Sunnah : jalan, cara yang ditempuh Rosululloh baik ilmu, keyakinan, perbuatan maupun penetapan.
Khabar (خبر) : berita, semua berita yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain (baik dari Nabi maupun para sahabat).
Atsar : bekas sesuatu/sisa sesuatu. Atsar : perkataan, tindakan dan ketetapan Sahabat.


Komponen-komponen Hadits
Hadits terdiri dari 3 komponen :
1.Sanad (rantai penutur)
2.Matan (isi)
3.Rawi (dikeluarkan oleh)

1.  Sanad : jalan (silsilah orang-orangnya) yang menghubungkan kepada matan hadits
Musnid : orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya.
Musnad : hadits yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi.
Isnad : keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits.


2.Matan secara bahasa adalah sesuatu yang tampak. Dalam istilah ilmu Hadits, matan : materi/redaksi hadits.

3.Rawi : orang yang menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya.
Merawi/Meriwayatkan hadits : perbuatan menyampaikan hadits
Perawi : orang yang menyampaikan/ meriwayatkan hadits


KLASIFIKASI KITAB-KITAB HADITS
1. Al-Jami’ : kitab hadits yang menghimpun secara global.
2. As-Sunan : kitab hadits yang disusun berdasarkan urutan fiqih.
3. Musnad : kitab hadits yang dikeluarkan oleh salah seorang sahabat Nabi. Misal : kita ingin tau berapa hadits yang dikeluarkan oleh Aisyah istri Nabi, maka carinya Musnad Aisyah.
4. Mu’jam : kitab hadits yang disusun secara alfabetis.
5. Mukhtarot : kitab hadits pilihan.

Asy-syaikhon : diriwayatkan oleh dua perawi yaitu Bukhori dan Muslim
Ats-Tsalatsah : diriwayatkan oleh tiga perawi yaitu Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I
Al-arba’ah : diriwayatkan oleh empat perawi yaitu Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah
Al-Khomsah : diriwayatkan oleh lima perawi yaitu Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, dan Ahmad
As-Sittah : diriwayatkan oleh enam perawi yaitu Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah
As-Sab’ah : diriwayatkan oleh tujuh perawi yaitu Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, dan Ahmad
Kutubittis’ah : kitab hadits yang diriwayatkan oleh sembilan perawi yaitu Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad, Imam Malik, dan Ad-Darimy
Al-jama’ah : diriwayatkan oleh para perawi yang banyak sekali, lebih dari tujuh perawi.

A. Hadits dilihat dari banyak sedikitnya perawi
1.Hadits Mutawattir : suatu hadits hasil tangkapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta. Hadits Mutawatir ada 3 macam.
2.Hadits Ahad : hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak memenuhi syarat-syarat hadits mutawatir. Hadits Ahad ada 3 macam.

Hadits Mutawatir ada 3 :
a)Hadits Mutawatir Lafdzi : hadits yang lafad-lafad para perawi itu sama, baik hukum maupun ma’nanya.
b)Hadits Mutawatir Ma’nawy : Hadits yang berlainan bunyi lafaz dan maknanya tetapi dapat diambil dari kesimpulannya atau satu makna yang umum.
c)Hadits Mutawatir Amaly : sesuatu yang mudah dapat diketahui bahwa hal itu berasal dari agama dan telah mutawatir di antara kaum muslimin bahwa Nabi melakukannya atau memerintahkan untuk melakukannya atau serupa dengan itu.


Hadits Ahad ada 3 :
a) Hadits Masyhur : hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir.
b) Hadits Aziz : hadits yang diriwayatkan oleh dua orang rawi saja dalam seluruh tingkatan sanad.
c) Hadits Gharib : hadits yang perawinya menyendiri dalam meriwayatkan hadits.


B. Hadits dari segi kualitas sanad dan matannya
1)  Hadits Shahih : hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak berillat dan tidak janggal. Illat hadits yang di maksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshahihan suatu hadits. Hadits Shohih ada 2 :
Shohih Lizatihi : Hadits yang shohih dengan sendirinya tanpa diperkuat dengan keterangan lainnya.
Shohih Lighoirihi : Hadits yang keshohihannya diperkuat dengan keterangan lainnya

2) Hadits Hasan : hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tetapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan ada 2 ;
a.Hasan Lizatihi : hadits yang dengan sendirinya disebut hasan.
b.Hasan Lighoirihi : hadits yang derajat hasannya dibantu keterangan yang lain.
3) Hadits Dhoif : hadits yang tidak memenuhi syarat shohih dan hasan, hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil.


C. Hadits dari segi kedudukan dalam Hujjah
1.Hadits Maqbul (yang diambil/diterima) : hadits yang menunjuki sesuatu keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW menyabdakannya. Yang termasuk kategori hadits maqbul adalah Hadits Shahih dan Hadits Hasan.
2.Hadits Mardud (yang ditolak/tidak diterima) : hadits yang tidak menunjuki keterangan yang kuat akan adanya dan tidak menunjuki keterangan yang kuat atas ketidakadannya, tetapi adanya dengan ketidakadaanya bersamaan. Kategori hadits mardud adalah semua hadits yang telah di hukumi dhoif


D. Hadits Menurut Macam Periwayatnya
1.Hadits Marfu’/ Maushul : hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW oleh seorang rawi kepada seorang rawi hingga sampai pada ulama Mudawwin (pencatat hadits), seperti : Bukhori, Muslim, Abu Daud, dll.
2.Hadits yang terputus sanadnya :
a.Hadits Mu’allaq (hadits yang tergantung) : hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhirnya termasuk hadits dhoif
b.Hadits Mursal (hadits yang dikirim) : hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan penghubung antara seorang tabi’in dan Nabi SAW (sahabat) tempat menerima hadits itu.

c. Hadits Mudallas : hadits yang disembunyikan cacatya/hadits yang ditutup-tutupi kelemaha sanadnya.
d. Hadits Munqathi (hadits yang terputus) : hadits yang gugur/hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi’in.
e. Hadits Mu’dhol (hadits yang terputus sanadnya) : hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’in tabi’at dari Nabi SAW atau dari sahabat tanpa menyebutkan tabi’in yang menjadi sanadnya.


E. Hadits-hadits Dhoif disebabkan cacat perawi
1.Hadits Maudhu’ (yang dilarang) : hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta.
2.Hadits Matruk (yang ditinggalkan) : hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.
3.Hadits Mungkar : hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang jujur/terpercaya

4. Hadits Mu’allal (hadits yang dinilai sakit/cacat) : hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya.
5. Hadits Mudhthorib (hadits yang kacau) : hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama.
6. Hadits Maqlub (hadits yang terbalik) : hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
7. Hadits Munqalib : hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.


8. Hadits Mudraj : hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.
9. Hadits Syadz (hadits yang jarang) : Hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari peraw-perawi yang terpercaya pula.


F. Hadits dari segi tempat penyandarannya
1. Hadits Qudsi(hadits Rabbani) : sesuatu yang dikabarkan Alloh kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham, yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham tersebut.
2. Hadits Marfu’ : hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung atau sanadnya itu terputus.


3. Hadits Mauquf : hadits yang disandarkan kepada sahabat , baik berupa perkataan , perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun terputus.
4. Hadits Maqtu’ : yang disandarkan kepada tabi’in dan tabi’at serta orang sesudahnya, baik berupa perkataan, perbuatan atau lainnya.

Tabi’in (pengikut) : orang islam awal yang masa hidupnya setelah para sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Murid sahabat Nabi



TERIMA KASIH

Related Posts :

0 Response to "Pengertian Hadist & Istilah-Istilah Hadist"

Post a Comment

Popular Posts