Iman
Iman: Engkau beriman
kepada Allah سبحانه و تعالي, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik
dan buruknya.
Iman adalah ucapan dan
perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan anggota tubuh, iman
itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.
Cabang-cabang iman
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata, "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, 'Iman terbagi lebih dari tujuh puluh atau
enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan laailaa ha illallah dan yang
terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu termasuk satu
cabang dari iman."
HR. Muslim[1]
Tingkatan-tingkatan Iman
Iman itu memiliki rasa,
manis dan hakekat.
1.
Adapun
rasanya iman, maka Nabi صلي الله عليه
وسلم menjelaskan dengan
sabda-Nya:
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ
مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
"Yang merasakan nikmatnya
iman adalah orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb (Tuhan), Islam
sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul." HR. Muslim[2]
2. Adapun manisnya iman, maka Nabi
صلي الله عليه وسلم menjelaskan dengan sabdanya:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ
وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ
مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ
يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
"Ada tiga perkara, jika
terdapat dalam diri seseorang, niscaya dia merasakan nikmatnya iman: bahwa
Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari apapun selain keduanya, dia tidak
mencintai seseorang kecuali karena Allah dan dia benci kembali kepada kekafiran
sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api neraka." Muttafaqun 'alaih.
3. Adapun hakekat iman, maka bisa
didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat agama. Berdiri tegak memperjuangkan
agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah dan menolong, berjihad dan berinfak.
a. Firman Allah سبحانه و تعالي:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ. الَّذِينَ
يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ. أُوْلَئِكَ هُمُ
الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ
كَرِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah
mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi
Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfaal :2-4)
b. Firman Allah سبحانه و تعالي:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا
وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا
أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan
Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar
beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (QS.
Al-Anfal: 74)
c. Firman Allah سبحانه و تعالي:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلاَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang
benar. (QS. Al-Hujuraat :15)
Seorang hamba tidak bisa
mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa apapun yang menimpanya
tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya pasti tidak akan
menimpanya.
Kesempurnaan Iman
Cinta yang sempurna
kepada Allah سبحانه و تعالي Rasul-Nya memberikan konsekuensi adanya
sesuatu yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah سبحانه و تعالي, yang keduanya adalah amal ibadah hati,
dan pemberian dan tidak memberinya hanya karena Allah سبحانه و تعالي, yang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya hal itu
menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah سبحانه و تعالي.
Dari Abu Umamah رضي الله عنه, dari Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, "Barang siapa cinta karena Allah, memberi
karena Allah, dan melarang karena Allah سبحانه و تعالي, niscaya dia telah menyempurnakan iman." HR: Abu Daud[3]
[1] HR. Muslim no. 35
[2] HR. Muslim no. 34
[3] Hasan/ HR. Abu Daud no. 4681, Shahih Sunan Abu
Daud no. 3915. Lihat, as-Silsilah ash-Shahihah no 380
0 Response to "Iman dan Tingkatannya"
Post a Comment