Termasuk Perkara-Perkara
Keimanan
·
Cinta
kepada Rasulullah صلي الله عليه
وسلم
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata, 'Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
'Tidak beriman (sempurna)
seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada ayahnya,
anaknya, dan menusia sekalian."
Muttafaqun 'alaih.[1]
·
Mencintai
kaum anshar
Dari Anas رضي الله عنه, dari
Nabi صلي الله عليه
وسلم, beliau
bersabda,
آيَةُ الْإِيمَانِ حُبُّ الْأَنْصَارِ وَآيَةُ
النِّفَاقِ بُغْضُ الْأَنْصَارِ
"Tanda iman adalah mencintai kaum anshar dan tanda
kemunafikan adalah membenci kaum anshar."Muttafaqun 'alaih[2]
·
Mencintai
orang-orang yang beriman
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه,
ia berkata, 'Rasulullah صلي الله عليه
وسلم bersabda,
ا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى
شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
'Kamu tidak bisa masuk surga sehingga kamu
beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kaum saling mencintai. Maukah kamu aku
tunjukkan sesuatu yang apabila kaum lakukan niscaya kalian saling mencintai,
tebarkanlah salam di antara kamu." HR. Muslim[3]
·
Mencintai
saudaranya sesama Islam
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه,
dari Nabi صلي الله عليه
وسلم, beliau
bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ
أَوْ قَالَ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
"Tidak beriman (sempurna) seseorang kamu sehingga dia
mencintai saudaranya –atau tetangganya- apa yang dia cintai untuknya dirinya."
Muttafaqun a'alaih[4]
·
Mencintai tetangga dan tamu, serta
tidak bicara kecuali tentang yang baik
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه,
dari Rasulullah صلي الله عليه
وسلم,
beliau bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah dia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya."
Muttafaqun 'Alaih.[5]
·
Memerintahkan
yang ma'ruf dan melarang yang mungkar
Dari Abu Sa'id
al-Khudri رضي الله عنه,
ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
'Barang siapa di antara kalian
melihat yang mungkar (yang dilarang agama) hendaklah ia merubahnya dengan
tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya) dengan
lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya dengan hatinya,
dan itulah selemah-lemahnya iman."
HR. Muslim.[6]
·
Nasehat
Dari Tamim ad-Darimi
رضي الله عنه,
bahwasanya Nabi صلي الله عليه
وسلم bersabda,
الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ
وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
" Agama adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau
menjawab, 'Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para
pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum." HR. Muslim. [7]
·
Iman
adalah amalan yang paling utama
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, sesungguhnya
Rasulullah صلي الله عليه
وسلم ditanya:
أَيُّ الْعَمَلِ
أَفْضَلُ فَقَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ
الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ
'Apakah amalan yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman
kepada Allah dan Rasul-Nya.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau
menjawab, 'Jihad di jalan Allah, Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau
menjawab, 'Haji yang mabrur." Muttafaqun 'Alaih.[8]
Iman bertambah dengan taat dan
berkurang dengan perbuatan maksiat
1.
Firman
Allah سبحانه و تعالي
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ
السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَّعَ
إِيمَانِهِمْ
Dia-lah yang telah menurunkan
ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di
samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS. Al-Fath :4)
2.
Firman
Allah سبحانه و تعالي
وَإِذَا مَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ
فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـذِهِ إِيمَاناً فَأَمَّا الَّذِينَ
آمَنُواْ فَزَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka
(orang-orang munafik) ada yang berkata :"Siapa di antara kamu yang
bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?". Adapun orang yang
beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. (QS.
At-Taubah :124)
3. Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwasanya
Rasulullah صلي الله عليه
وسلم bersabda,
لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ
مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ
حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
"Tidak berzina orang yang berzina saat berzina sedangkan
dia dalam keadaan beriman. Tidak mencuri orang yang mencuri saat dia mencuri
sedangkan dia dalam keadaan beriman. Dan tidak meminum arak (orang yang
meminumnya) saat dia meminum sedangkan dia dalam keadaan beriman."
Muttafaqun 'alaih.[9]
4. Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, dari Nabi صلي الله عليه وسلم,
beliau bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata:
'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya ada
kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata:
'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di hatinya ada kebaikan
seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang yang pernah
berkata:'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya
ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." Dan dalam satu riwayat: 'iman' di tempat 'kebaikan'.
Amal perbuatan orang kafir yang
dilakukannya sebelum Islam:
1. Apabila orang kafir masuk
Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukan diampuni untuknya,
karena firman Allah سبحانه و تعالي:
قُل لِلَّذِينَ كَفَرُواْ إِن
يَنتَهُواْ يُغَفَرْ لَهُم مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُواْ فَقَدْ مَضَتْ
سُنَّةُ الأَوَّلِينِ
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka
berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang
dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya
akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu".
(QS. Al-Anfaal :38)
2. Dan segala amal kebaikan (yang
dilakukannya semasa kufur) diberikan pahala kepadanya, berdasarkan riwayat
bahwa Hakim bin Hizam رضي الله عنه bertanya kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
أَرَأَيْتَ أُمُورًا كُنْتُ أَتَحَنَّثُ بِهَا فِي
الْجَاهِلِيَّةِ هَلْ لِي فِيهَا مِنْ شَيْءٍ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْلَمْتَ عَلَى مَا أَسْلَفْتَ مِنْ خَيْرٍ
'Bagaimana pendapatmu
terhadap beberapa perkara (kebaikan) yang pernah saya lakukan di masa
jahiliyah, apakah ada balasannya untuk saya?' Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda
kepadanya:'Kamu masuk Islam bersama kebaikan yang pernah kamu lakukan."
Muttafaqun 'Alaih.[10]
3. Dan
(sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka dia
disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi صلي الله عليه وسلم:
'Barang siapa yang berbuat di masa Islam, niscaya tidak disiksa karena
perbuatan buruk yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang
berbuat kejahatan di masa sesudah Islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang
pertama dan terakhir." Muttafaqun 'Alaih.[11]
[1] HR. al-Bukhari 15 dan ini adalah lafaznya, dan
Muslim no. 44
[2] HR. al-Bukhari no. 17 dan ini adalah
lafazhnya, dan Muslim no 74
[3] HR. Muslim no 54
[4] HR. al-Bukhari no. 14 dan Muslim no. 45, ini
adalah lafazhnya.
[5] HR. al-Bukhari no (6018) dan Muslim no. 48 dan
ini adalah lafazhnya.
[6] HR. Muslim (49).
[7] HR. Muslim 55.
[8] HR. al-Bukhari no. 26 dan ini adalah
lafazhnya, dan Muslim no 83.
[9] HR. al-Bukhari no. 2475 dan Muslim no. 57 dan
ini adalah lafazhnya.
[10] HR. al-Bukhari no. 1436 dan Muslim no. 123 dan
ini adalah lafazhnya.
[11] HR. al-Bukhari no. 50 dan Muslim 8 dan ini
adalah lafazhnya.
0 Response to "Perkara-perkara tentang Keimanan"
Post a Comment